instagram twitter facebook google+ tumblr

Aulia's Story

  • Home
  • About
  • Sitemap
  • Blog
    • Jajan
    • Jalan-Jalan
    • Story
  • Beauty
  • K-Things
  • Review
  • Tutorial

Sore ini aku bertemu lagi denganmu. Kali ini aku bercerita tentang kuliahku yang terasa membosankan karena tak satu tempat lagi denganmu. Tapi, aku bertemu dengan teman-teman baru yang kurasa cukup menyenangkan, ya walaupun aku masih merasa kesepian karena kamu tega memilih tempat yang berbeda denganku. Padahal, dari Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Kejuruan kita selalu berada di satu sekolah yang sama. Tapi tak apa. Aku paham dengan situasimu.

Seperti biasa, kamu selalu diam dan tersenyum mendengar ceritaku. Meskipun kamu tak membalas, matamu selalu terlihat antusias untuk mendengar kisahku di tempat kuliah. Dan hari ini ada yang berbeda darimu. Kamu terlihat lebih berkilau dan sangat tampan! Aku serius! Karena hari ini kamu terlihat tampan, aku membawa cemilan favoritmu saat kita sekolah dulu. Coklat. Ya, aku ingat saat kecil kita sering memakan coklat ini bersama. Dan hari ini kita memakannya bersama kembali. Uh, serasa nostalgia.

Ingatkah kamu? Saat SD kita pernah berada di payung yang sama? Kamu yang memegangnya. Dan kita berangkat sekolah selalu bersama. Kamu menganggukkan kepala tanda bahwa kamu masih ingat. Aku tertawa. Kamu sangat manis hari ini.



Dan saat SMP, kamu pernah membawakan aku payung saat hari hujan dan aku pulang terlambat karena ada ekskul. Kamu selalu mengusap poniku yang basah karena air hujan. Kamu ingat? Kamu pernah membuatkan aku telur ceplok gosong? Aku tertawa lagi. Kamu tetap tersenyum manis. Saat SMP, kamu yang banyak mengajariku Bahasa Inggris. Pelajaran yang sempat membuatku frustasi akhirnya bisa membuahkan hasil karena kamu yang mengajariku. Kamu hebat.

Dan saat kita masuk SMK, kita tetap berangkat bersama. Makan di kantin bersama. Sampai kamu pernah membelikan aku cincin. “Tanda Persahabatan” itu ucapanmu dulu sambil mengusap-ngusap rambutku. Kamu ingat kan? Kamu mengangguk lagi. Ingin rasanya kucubit pipi manis yang pernah dicium oleh teman sekelasku itu.

Ya, kamu ingat? Kamu pernah cerita saat kamu jatuh cinta untuk pertama kalinya. Dengan teman sekelasku. Aku pernah membantu kamu untuk bisa berpacaran dengannya. Dan? Kamu berhasil berpacaran dengan dia yang merupakan wanita tercantik di sekolah. Kamu ingat? Mukamu tiba-tiba berubah menjadi masam.

Sejak kamu berpacaran dengan teman sekelasku, setiap pagi kamu tak lagi memboncengku. Kamu mengganti boncengan itu dengan teman sekelasku. Aku makan di kantin dengan yang lain, sambil melihatmu menyuapi teman sekelasku. Saat aku pulang ekskul dan hujan, kamu membawakan payungmu untuk teman sekelasku yang juga satu ekskul denganku. Dan pastinya di WeekEnd, kamu selalu terlihat tampan saat jalan dengannya. Sempurna semuanya. Kamu benar-benar berseri dan terlihat bahagia. Saking bahagianya, kamu tak pernah menyapa atau menemuiku lagi. Hehe.

Kamu ingat? Hampir 3 tahun lamanya kamu berpacaran dengannya. Selama itu pula aku tak melihatmu lagi. Sama sekali tak bertemu. Kamu pasti tahu seberapa besar aku merindukanmu? Uh, tak tehitung. Kamu percaya kan? Kamu tersenyum kecil.

Jujur, aku tak percaya. Kamu pernah melakukan hal setega itu dulu. Kamu tega. Aku bisa bertemu denganmu saat ku dengar dari orang tuamu kalau kamu akan segera dikebumikan. Itu awal aku bertemu denganmu lagi. Di hidungmu ada kapas. Matamu menutup. Hatiku sakit. Kenapa aku tak sengaja mengajakmu bertemu saat dulu. Aku malah membohongi diri agar tidak bertemu denganmu lagi. Maaf. Aku pernah berbohong denganmu. Matamu berkaca saat ini.

Jangan nangis. Maaf. Maafin aku. Kenapa aku harus bertemu denganmu saat aku melihat namamu di batu nisan ini? Kamu mau tahu hal lain lagi? Aku pernah membayangkan aku menjadi teman sekelasku. Selalu bisa membuatmu tersenyum, tertawa dan membuat hari-harimu berseri. Maaf. Sejak SMP aku terlalu menyayangimu. Lebih dari teman. Maaf sekali lagi. Tak terasa air mataku jatuh. Kamu hanya melihatku dan kulihat bulir-bulir air ikut jatuh juga dari matamu.

Sudah 100 hari aku datang mengunjungimu. Sudah selama itu juga aku merasa lebih dekat denganmu. Ini cukup sebanding. 100 hari bisa menggantikan 3 tahun aku tak bertemu denganmu. Dan, kupikir ini akan menjadi hari terakhir aku seperti ini. Aku move on ya. Aku akan tetap datang kesini kok. Tapi, aku tak akan melakukan hal ini lagi.

Ini. Bunga untukmu. Ku harap sekarang kamu tahu perasaanku padamu dulu. Kamu harus bahagia disana. Aku akan datang lagi dan berdoa untukmu. Kamu mengangguk dan tersenyum. Dan itu adalah senyuman paling indah yang pernah kulihat seumur hidupku.

Sahabatku, kamu memang selalu menjadi yang terbaik. I love you.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Pernah kudengar kisah tentang daun. Daun ini terlihat sangat manis. Warnanya cerah dan bisa membuat orang memujinya karena dia terlihat sangat baik. Bahkan lebih baik dari bunga yang ada disekelilingnya. Lebih kuat dari akar yang menumbuhkannya di batang pohon. Lebih manis saat beterbangan dibanding burung-burung yang terbang dengan bebas.

Namun, daun ini sebenarnya tak seperti apa yang dikatakan di atas. Tak pernahkah terlintas dibayanganmu jika daun pernah mengkhianati angin? Menyakiti angin? Mungkin tidak. Hanya lebah madulah yang dengan setia mendengar semua kibasan angin. Tanpa ada sedikit ocehan, lebah madu setuju dengan angin.

Seperti buku Tere Liye yang berjudul “Daun yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin”, tapi kukira daun ini mungkin berkebalikan. Daun selalu merasa menjadi korban. Daun selalu membuat dirinya merasa tidak nyaman dengan pohon yang sudah terlihat kokoh dan dipuja banyak orang. Selalu berkebalikan. Daun tak suka dengan pohon yang sudah membantunya tumbuh sedikit demi sedikit. Daun pernah meminta angin untuk membawanya berhembus melewati lembah, sungai, laut, dll. Angin dengan senang hati membawanya melintasi semua yang diinginkan. Bahkan lebih cepat dari perkiraan.

Saat itu daun sampai di sebuah pulau. Dan angin masih ada disisinya. Diam. Bisu. Angin hanya mendengar isakan daun yang terlalu sakit untuknya. Apakah angin telah membawanya ke tempat yang salah? Bukankah daun yang memintanya untuk melewati lembah yang indah itu? Ikut mengalir dengan aliran sungai yang tak terlalu deras. Terbang melewati laut yang memantulkan warna biru langit di airnya. “Aku sepertinya salah.” Pikir angin saat itu.

Kali ini angin lebih banyak terdiam. Biarlah waktu yang membawanya kembali berhembus dengan tenang. Dan bagaimana dengan daun? Dia masih terus terisak dan terus menyalahkan pasir pantai yang menempel di tubuhnya. Dia terisak menyalahkan semut-semut yang membantunya pindah dari sisi pantai ke dalam hutan yang ada di pulau. Dia terus menyalahkan semua yang ada seolah-olah dialah korban.

Sedikit lagi daun itu menyerah dan akan benar-benar rapuh. Terlihat dari semua hal yang dilakukannya. Terlihat jelas dari pola di tubuhnya yang hampir tak ada garisnya lagi. Terlihat dari air yang sedikit mengalir di tubuhnya. Kini dia terdiam bersama hujan. Angin pernah memberi saran untuk melewati kerisauan yang ada di dekat langit, kekacauan yang pernah dirasa gelombang laut, kekhawatiran akan dirinya sendiri yang mungkin akan hilang karena terpaan alam. Tapi, angin sudah tak peduli. Bukankah angin sudah membantunya saat itu?

Sekarang daun ingin mengakhirinya? Sekarang siapa yang salah? Siapa yang lebih tersakiti dan merasa malu? Angin masih ingin mempertanyakan itu kepada daun. Tapi apa daya, daun sudah menyalahkan semua yang ada di dekatnya. Yang sebenarnya ingin membantu menuju tempat yang lebih baik. Sekarang biarkan daun yang memilih. Angin hanya ingin kembali berhembus dan terbang dengan bebas lagi.

Dan, kenapa lebah madu setuju dengan angin? Mungkin dia punya alasan lain.


Bogor, 29 Mei 2015
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Ramen Instan Paling Enak Gekikara


Semuanya berawal dari mini market bernama Alf*mart. Waktu itu emang lagi laper banget dan akhir bulan. Maklum anak kos kalo akhir bulan ..... :( awalnya mau cari makanan instan yang sedikit berbeda dari biasanya (mie ind*mie dkk). Tapi, pas liat bungkus merah bergambar mie kuah yang diatasnya ada ayam tiba-tiba jadi tertarik.

Pas diambil, diliat. Waaa mie ramen. Serius, aku belum penah makan mie ramen. Sssstt. Tapi pas liat tulisan muringkel kayak gitu rasanya jadi ngga yakin. Kan banyak banget makanan dari luar yang mengandung minyak babi. Kebetulan ada abang-abang alfanya.
"Mas, ini ada babinya ngga ya?" aku tanya gitu ke abang-abangnya.
"Engga ada mba."
"Serius mas?"
Dan aku lupa ngobrol apa lagi sama dia.

Akhirnya aku beli juga dan siap aku masak di rice cooker yang ada di kosan :D Sambil berdoa semoga makanan ini halal.
Ramen Instan Paling Enak
 (ini penampilan bungkus mienya)

Dan kaget banget pas udah mateng terus diaduk rasanya mienya ngembang dan makin banyak. Baru sadar pas liat bungkusnya ada bacaan "Porsi Besar". Dan itu hasilnya, sisanya ada yang ngga dimakan saking ngga kuatnya :(

Advice : Jangan makan sendiri, kalo bisa makan berdua. Sama doi boleh. Yang gapunya sama mama juga boleh hehe.
Ramen Instan Paling Enak
Tapi, ya tapiiiii soal rasa jangan ditanya. Ini serius enak banget. Bumbunya gurih pas banget. Enak. Dan mienya kenyal-kenyal enaaaak. Yang suka mie harus coba. Yang suka makan harus coba. Meskipun ngga abis, yaa tapi puaslah ini ramen instannya. Harganya murah, terjangkau. Inget namanya Gekikara Ramen.
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
Cara Mengganti Subtitle di Viki

Banyak orang yang sangat menyukai film. Dan entah dimana pun itu, mereka pasti selalu menonton film. Bisa di PC ataupun gadgetnya. Bisa dengan streaming online ataupun offline. Streaming online yang biasanya dilakukan seperti di nontonmovie.us, youtube, viki, dramafever dll. Kali ini saya akan membahas Viki.

Website ini merupakan website untuk menonton film, melihat berita-berita entertainment, profil artis dll. Terutama yang K-Pop Lover pasti sudah tak asing dengan website ini :D

Karena yang mengakses website ini dari berbagai macam negara, seringkali kita dibuat pusing dengan bahasa-bahasa yang muncul. Jika Bahasa Inggris mungkin masih bisa dipahami, tapi jika sudah korea? jepang? taiwan? Untung saja bahasa yang default di Website Viki Bahasa Inggris.

Nah, contohnya seperti cuplikan film ini :
Cara Mengganti Subtitle di Viki
(cuplikan film Playfull Kiss)
Cara Mengganti Subtitle di Viki
(penjelasannya juga pake bahasa inggris)

Untuk yang tak mengerti bahasa Inggris, ini tentu akan menjadi masalah saat sedang menonton film. Untuk itu saya akan share bagaimana Cara Mengganti Subtitle di Viki.

1. Klik Foto (Profile) yang ada di pojok kanan > Edit Profile.
Cara Mengganti Subtitle di Viki

2. Klik Tab Edit Profile dan pada bagian Content Language Preference pilih BahasaIndonesia Lalu klik Update Setting.
Cara Mengganti Subtitle di Viki

3. Tontonlah sebuah film dan lihat subtitle sudah menjadi bahasa Indonesia :D bukan hanya subtitlenya, namun penjelasan film juga menjadi Bahasa Indonesia.
Cara Mengganti Subtitle di Viki

Lalu, bagaimana Cara Mengganti Subtitle di Aplikasi Viki yang ada di Android?
1. Klik icon more (titik 3) yang ada di pojok kanan lalu pilih Settings.

2. Pada bagian Subtitle Languages, pilih Indonesian.
Yap, mudah bukan? Selamat ber-streaming ria :D
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Review Jus Kopyor Durian Kedungsari

Siang itu aku lagi mandang pacarku yang selalu setia nemenin aku, yap kenalin. Dia laptop kesayanganku. Seperti biasa di hari WeekEnd aku masih setia duduk di front office jadi admin. Udah waktunya makan siang, tapi ngga bawa bekel dan uang pas-pasan rasanya mending duduk aja deh tunggu telpon masuk. Ya, walaupun perut emang udah berontak kesel, aku tetep duduk aja. Akhir bulan kalau uang melayang gimanaaaaa?

Untuk waktu itu punya Silverqueen Bites di kosan. Di bawalah ke kantor buat ngemil. Ini Silverqueen favorit aku dari pada Silverqueen yang biasa.

Hmm, makan itu enaaaak banget tapi ngga kenyang. Lagi bengong tiba-tiba ada yang datang. Ada Pak Andrey! Murid aku yang lagi belajar PHP+MySQL. Dia datang seperti biasa bawa tas yang isinya laptop sm bawa kresek. Dan dia ngeluarin minuman terus dikasih ke aku yang perutnya lagi berontak.
"Wah, makasih pak!" aku bilang itu ke Pak Andrey.
"Iya, ke atas dulu ya!" udah itu Pak Andrey langsung ke lantai 3.

Karena emang lagi laper, pengen menuhin perut ya langsung aja ambil. Ngga aku liat bacaan yang ada di gelas plastik itu. Pas aku minum. Aku kaget. Itu Jus Durian. Waaaa kesukaan aku banget. Tapi.... aku kan lagi jadi admin ntar bau duren gimana? Aku panik banget. Dan bener dugaan aku, ada tamu yang datang. Aku langsung cepet-cepet minum air putih yang banyak. Terus senyum yang manis.

Pas tamunya udah pergi, aku pengen minum itu lagi. Enak banget serius. Ini pict-nya liat :
(pake app fisheye biar keliatan gede hehe)

Jujur aja aku baru tau kalo duren bisa dijus -_- norak yaaa, biasanya kan makan durennya atau es krimnya. Ini jus kopyornya enak. Durennya kerasa banget. Lembut. Gimana lagi ya bilangnya, udah deh pokoknya ENAAAAAAAK. Yaaa, pengen beli deh jadinya kalo ngetik ini u,u

Buat penikmat, penyuka, pecinta, atau durian lovers harus coba ini. Ini serius enak banget! #recommended hahaha
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Kalo ngga salah hari Jum'at kemaren tanggal 13 Maret 2015, biasa, aku lembur kerja sampe malem. Terus kepikiran makanan. Dan inget sama McDonald ngga tau kenapa. Aku penasaran tuh pengen nyoba delivery. Kan kalo datang ke tempatnya udah pernah, pengen nyobalah sekali-kali delivery. Kebetulan tuh aku udah punya akun di web mcdelivery.co.id . Ngga pake lama aku langsung login terus pilih menu. Oh iya kebetulan di bulan Maret ada promo gratis Bigmac buat pesanan pertama. Makin ketagihan dong?

Aku udah tuh pilih menu Spicy Chicken Bites sama Paket Panas 1 yang isinya nasi, fried chicken sm lemon tea gitu. Kalo ditotalin ongkir, pajak, plus menu itu ada 54rban kalo gasalah.Terus aku mikir, kan mau nyoba doang sayang uang kalo beli yang mahal. Yaudalah, aku beli ini :
Liat ya tuh totalnya. Inget-inget. Abis ini ada cerita tentang total uangnya. Selesailah aku pesen online. Di webnya bilang katanya paling lama 1jam pengiriman. Yaudah aku ngobrol dulu sama murid sambil nunggu pesenan datang. Dan tau ga gan/sis? Ngga sampe 20menit tuh pesenan udah datang. Cepet banget. Ajiblah. Emang ada lokasi McD yang deket daerah sini sih, tapi lumayan excited!!

Datanglah si kurir bawa pesenan aku. 

Ngobrol aja kita *cie* :
"Jadi berapa pak?" Basa-basi padahal tau harganya. Diliatin tuh sama dia total harganya. Yaudah, aku kasih uang Rp 50.000,-. Eh, si kurirnya kayak bingung.
"Ada kembaliannya pak?"
"Duh, engga bawa uang saya. Gimana dong?"
"Yah pak, masa sih? Buat jajan nih kembalian nih kan anak kosan"
"Ya, mau gimana lagi neng. Yaudah buat ongkos aja ya?"
"Ongkos matamu. Itu udah ada biaya antar 13rb." Ngomong di hati sih.
"Emm, yaudah deh pak saya ikhlaskan. Tau gitu pesen yang 50rb aja tadi."
Diem aja si kurirnya terus pulang deh dia. Kepikiran mulu kalo kembalian 15.500 kan bisa buat makan 3x :'( Tapi, yaudalah.

Advice buat yang mau delivery makanan dimana aja. Siapin uang pas! Udah itu aja.

Karena lagi laper banget, langsung sikat deh makanannya. Sekalian aku kenalin nih satu-satu mulai dari gambar sama rasanya. Oh iya setiap orang kan lidahnya beda-beda, jadi kalo rasa yang aku rasain beda sama yang kamu rasa... Kok jadi sedih? Haha. Ya, berarti karena kita beda OK.

  1. Chicken Snap Wrap

  2. Yang di website keliatannya gede banget ukurannya kayak Kebab Babarafi yang suka aku beli. Ternyata ukurannya lebih kecil. Dari rasa sih kayanya biasa aja kalo ngga pake saos. Makanya aku pake saos biar ada rasanya dikit hehe. Lumayanlaaah.

  3. Spicy Chicken Bites

  4. Nah, ini favorit aku! Menu baru ini ternyata enak gan. Kayak nugget gitu, tapi bentuknya bulet dan di dalemnya pedes gan apalagi plus saos beuh mantap. Emang ngga pedes-pedes amat sih tapi aku suka pokoknya!

  5. Bigmac


  6. Beefnya ada 2 *ngiler* lumayanlah karena aku suka beef. Jadi aku puas dapet ini gratis hehe. Tapi gede banget jadi pas diangkat mau dimakan rasanya kayak mau jatuh itu isi-isinya -_-
Yap, jangan lupa nasihatku : siapin uang pas sebelum delivery hehe.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Dari judul sih keliatannya emang kayak beneran keliling Bogor, padahal sebenernya cuma ke Warung Jambu haha. Penipuan judul dikit gapapa dong? OK, kali ini aku mau cerita pengalaman naik TransPakuan. Sebenernya, dulu udah pernah nyoba naik sih, kalo ngga salah pas SMP apa ya? Kurang inget juga. Nih, yang belum tau kayak apa wujud si TransPakuan.

(Mirip-miriplah yaa sama Trans Jakarta)

Kebetulan aku libur kerja hari Kamis. Jadi, waktu hari Kamis kemaren tanggal 12 Maret, aku pergi ke Warung Jambu. Kalo di Jakarta ada Kelapa Dua, di Bogor ada Jambu Dua haha bedanya kalo Jakarta nama daerah, dan kalo di Bogor itu nama tempat mirip mall dikitlah. Buat warga Bogor pasti udah ngga asing lagi kalo denger Warung Jambu atau Jambu Dua. Dan udah ketebak kalau mau kesana mau ngapain, kalo engga cari gadget ya mungkin barang elektronik lain. Lain halnya sama aku. Aku kesana buat Service Laptop aku. Laptop aku itu lemooot banget. RAM cuma 2 GB dan kerjaanku itu butuh aplikasi-aplikasi yang lumayan berat. Ya, mau ngga mau harus nambah RAM lagi mumpung ada uang hihi.

Waktu itu siang, sekitar jam 2 aku sama Bapak aku berangkat dari rumah. Nunggu TransPakuan lewat depan gang. Oh iya aku emang lebih sering jalan sama Ibu atau Bapak dari pada sama temen-temen hehe. Karena waktu libur aku emang beda dari mereka jadi yaa, mau gimana lagi. Dan lagian, jalan sama mereka juga seru kok :)

Trans-nya lamaaaaaa banget lewatnya. Nah, ini yang aku kurang suka, kalo naik angkot enak ada banyak banget yg lewat tinggal milih. Kalo naik Trans harus ekstra sabar, nunggunya lama banget. Yaudalah, aku sama Bapak jalan ke Alfamart. Aku ambil uang dulu. Udah gitu sekarang nunggunya di depan Alfamart. Lamaaaaa jugaaaa ternyataaa. Sampe nengok-nengok beberapa kali ke arah rancaaya belum lewat-lewat. Akhirnya ada tuh bus abu-abu yang ditunggu, jalanlah aku sama Bapak buat ngedeketin bus itu. Daaaan, betapa kecewanya, ternyata itu bus pariwisata! Bukan seperti yang diharapkan -_-

Nunggu, nunggu, nunggu. Sip. Akhirnya, datanglah yang ditunggu-tunggu. No PHP kali ini. Langsung naik deh lewat pintu tengah. Tinggi banget itu pintunya, soalnya aku naik di jalan bukan di koridornya. Masuklah ke dalam. Tepat banget kayak perkiraan aku. Kosooong banget, eh engga sih cuma ada supir, terus yang mintain ongkos, ibu-ibu, aku sama bapak aku. Jadi ber-5 di dalem.

Naik TransPakuan, Jauh Dekat Rp 5.000,- yaa mahal dikit daripada yang di Jakarta kan cuma Rp 3.500,- naik Kopaja aja sekarang udah Rp 4.000,-. Dan ini karcisnya :

Di jalan boro-boro lancar, sekarang Bogor jadi macet :'( sepanjang jalan aku cuma baca cerita di Wattpad sambil sesekali liat jalan plus foto-fotoin dalem TransPakuan. Goyang-goyang mulu jadi agak susah fotonya, dan ini hasilnya :

(ini kaki sama tas aku hehe)

(itu kaki bapake hehe)

(kursi belakang kosong banget)

Pas udah nyampe botas (Botani Square) kan deket situ ada koridornya, eh aku kaget. Kirain TransPakuan itu ngga laku. Ternyata, kalo di kota rame banget. Jadi inget sama Trans Jakarta. Penuhnya mirip-miriplah. Jalan lagi lah, tapi sekarang udah banyak orang di dalem Trans. Mau foto tapi malu ah haha.

Karena penuh aku ngga bisa liat apa-apa, yaudah nunduk dan sumpah ngantuk banget. Hampir aja ketiduran di Trans. Untung Bapak manggil beberapa kali -_- Dan akhirnya sampai di Warjam. Itu ceritaku di TransPakuan. Pengen nyoba keliling Bogor jadinya huh


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Untung Saja Hanya Mimpi

Hari itu langit memang sedang terlihat muram, tak ada sedikitpun keceriaan yang terpancar saat aku menatap ke atas gumpalan awan berwarna abu. Sungguh hening. Hingga membuatku menjadi menatap kosong tanpa menoleh sedikitpun ke arah manapun.

"Heh."

Tiba-tiba suara yang sedikit berat menghentikan lamunanku. Sangat terpaksa aku harus menoleh walau sedikit malas. Orang itu memperlihatkan gigi putihnya yang berderet sangat rapi di dalam mulutnya. Lantas aku kaget sambil mendelikkan mataku. Untuk apa dia datang kesini.

"Ngapain?" Tanyaku singkat.
"Saya gabisa pulang. Sama kantor disuruh nginep di kosan kamu." Jawabannya membuatku kebingungan. Logatnya yang selalu bilang saya memang sudah tak terdengar aneh di telingaku.
"Apa urusannya kantor sama kosan aku? Lagian ini kan kosan cewek."
"Gatau nih baca aja bbmnya, udah deh cepet saya ngantuk."

Dia lansung saja tidur di kasurku.

"Huh, seenaknya aja!" ucapku dalam hati.

Aku melanjutkan menatap ke atas langit. Dan ku biarkan orang itu tertidur. Ah, sungguh aku tak peduli. Kalau ada ibu kos bagaimana ya? Ya, semoga saja ibu kos tetap di rumah dan tidak beranjak pergi kemana-mana.

Benar dugaanku. Ibu kos sama sekali tidak datang ke kosan. Padahal biasanya dia datang walaupun hanya sekedar mengecek keadaan kos. Sudah malam dan aku sangat mengantuk. Tapi, ku lihat orang itu masih tertidur pulas. Ah, dari dulu aku memang orangnya tak tegaan, tak peduli siapa pun itu. Jika aku memang tak tega, ya takkan pernah kubangunkan. Dan kelihatannya dia capek.

Akupun memutuskan untuk tidur di karpet barbie berwarna merah yang pernah dibawakan ibuku ke sini. Ku matikan kipas angin dan tak lupa ku kunci pintu. Dan mulai meringkuk di atas karpet. Ah, sungguh dingin. Bagaimana orang itu bisa tertidur dengan cepat. Tapi, akhirnya aku tertidur juga.

---

Saat alarmku berbunyi dengan kencang dan menunjukkan pukul 05:00. Aku terbangun, namun berbeda dengan yang semalam. Aku sangat malas bangun karena sangat hangat. Meski masih di posisi yang sama, tetap di atas karpet, namun kulihat di kepalaku sudah ada bantal dan seluruh tubuhku sudah ditutupi oleh selimut.

"Bangun, udah subuh. Solat ga? Saya mau solat awas." Ucapnya sambil menggerakkan tangannya seolah sedang mengusir pemilik rumah.
"Ngantuk. Bentar bentar barengan solatnya." Aku pun bangun dan segera mengambil air wudu. Dan dengan segera menggunakan mukena dan langsung solat berjamaah dengan dia.

Setelah selesai berdoa, aku melipat mukena, Dan, kembali tidur lagi. Kulihat dia sebentar masih khusyu dengan doa-doanya. Karena sangat mengantuk aku pun benar-benar tertidur.

Sekitar jam 7 aku terbangun. Namun kosan sudah sepi. Kemana orang itu? Dan saat ku lihat di meja. Sudah ada bubur kesukaanku dan juga susu. Ada note di sampingnya. Ku raih dan ku baca.

"Ini jangan lupa sarapan, kamu kalo ke kantor kan suka lupa sarapan. Anggep aja bayaran pas semalem saya tidur di kos kamu."

Hihi lucu. Jadi terbayang, jika perlakuan dia ke teman seperti ini, bagaimana ke pacarnya? Ah, beruntung sekali wanita itu. Ucapku dalam hati. Ya, dia memang sudah memiliki kekasih. Dan hubungan mereka sudah lumayan lama. Sejak kuliah.

Bagaimana ya jika temanku tau, dia menginap di kos semalaman? Haruskah kurahasiakan? Pantas saja, temanku begitu suka dengannya. Perlakuannya terhadap wanita memang benar membuat hati berdesir. Ah, bicara apa aku ini. Akupun segera mandi dan sarapan. Setelah itu berangkat ke kantor.

Kulihat dia sudah duduk dengan anteng di mejanya. Dan temanku ada di depannya sedang bercanda seperti biasa.

"Pagi. Udah dimakan?" Tanyanya padaku.
"Udah. Thanks ya!" Jawabku sambil duduk di sampingnya. Mejaku memang bersebelahan dengannya.
Deg. Aku lupa temanku sedang ada di depanku dan melihat dengan aneh. Lalu dia pergi begitu saja. Hatiku jadi tak karuan. Tak enak. Tak ingin hal itu terjadi lagi.

Orang yang duduk di sebelahku itu lalu mengambil rokok dan akan segera membakarnya. Karena aku tak suka orang yang merokok langsung kucegah dengan langsung menyentil rokoknya hingga terjatuh. Orang itu menatapku dan langsung menghembuskan nafasnya.

Lalu tanganku diraih olehnya. Dan dimainkan sambil ditepuk-tepuk di tangannya yang kekar. Tanganku dan tanggannya ada di bawah meja jadi tak terlihat dari luar. Diapun kembali memperlihatkan gigi putihnya yang berderet sangat rapi di dalam mulutnya sambil menatap ke arahku.

Sungguh, hatiku berdetak sangat cepat. Sekarang aku tau apa yang menjadi pesona dia untuk temanku. Senyum dan matanya memang sangat memukau hingga aku pun jadi tak bisa berhenti menatapnya. Lalu dia mulai mengelus tanganku sambil mulai memainkan game kesukaannya yang ada di laptop. Ada perasaan berdesir di hatiku, Seperti ada aliran darah yang mengalir dengan begitu cepat. Meski sekarang mata dia sudah fokus dengan layar laptop, tapi tangan kirinya masih ada di tanganku. Meski sekarang mata dia sudah fokus dengan layar laptop, mataku masih menatap wajahnya.

Tiba-tiba aku mendengar ada suara langkah kaki yang menuju ke arahku. Temanku ternyata sudah melihat kami dari tadi. Sungguh detak jantungku menjadi tak karuan. Dan temanku sudah ada di depanku sambil melihat mataku.

Sampai akhirnya aku terbangun, dan bersyukur itu hanya mimpi. Jika saja itu benar terjadi, hampir saja aku benar-benar ikut terjatuh untuknya. Juga mata dan senyum yang menjadi pesonanya, mungkin saja menjadi pesonaku.

Sungguh, aku beruntung itu hanya mimpi.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Aku tak tahu saat itu bulan apa. Entah Februari atau April? Aku juga tak tahu di Jakarta atau Bogor? Coba kalian tebak setelah cerita ini selesai. Tepat saat itu sedang senja, aku sudah tak bekerja lagi, tapi aku memutuskan untuk tidak berada di rumah lagi. Ingin suasana baru yang berbeda pikirku. Memang pada awalnya, ibu tak mengizinkanku untuk pergi. Tapi akhirnya ibu bilang "yaudah, teteh harus belajar mandiri sekali lagi". Yap, di senja itu aku membawa barang-barangku yang berada di dalam koper dan tas gendong menuju satu bangunan yang tak pernah kukira sebelumnya.

Aku berhenti tepat beberapa meter di depan pintu dan melihat bangunan bertingkat 3. Lalu berkata "Semoga ini hari baruku!" Entah mungkin bisa dibilang wisma atau kosan. Lantai 1, berisi toko pakaian pemilik bangunan itu. Lantai 2 dan 3 berisi banyak kamar yang biasanya disewakan ke mahasiswa atau karyawan. Mungkin kosan? Sepertinya begitu. Aku tak begitu ingat. Di senja itu, aku disambut oleh pemilik kosan (anggep aja kosan). Bapak dan ibu yang masih terihat fresh walaupun ada sedikit kerutan di bagian tertentu itu tersenyum. "Jadi pindah hari ini? Kok sendiri? Ngga dianter orang tua?" Begitu tanya bapak kos dengan ramah. "Engga, bapak kerja ibu lagi ngajar les."
Setelah itu mereka memberi kunci. Dilihat dari gantungan kunci berbahan kulit yang bertuliskan 201, sepertinya, kamar bernomor 201 akan menjadi tempatku mulai sekarang. "Langsung ke atas aja ya lantai 3. Maaf ibu ngga bisa anter ke atas toko lagi rame ini." Ucap ibu kos. "Iya bu, gapapa kok. Aku langsung ke atas ya, makasih bu."

Benar toko pakaian ibu kos memang selalu ramai. Baju yang dijualnya sangat trendi dan satu lagi, harganya sangat ekonomis + diskon besar-besaran setiap akhir bulan. Awal aku tau kosan ini karena aku pelanggan tetap di toko ini. Aku sudah kenal dengan ibu, bapak dan anak-anaknya yang baik. Jadi aku berpikir, apa salahnya jika aku ngekos disini. Semuanya bernilai plus, dari service + harganya, "semoga rezekinya terus bertambah ya bu, pak."

Langkahku terhenti pas di anak tangga terakhir di lantai 2. Seketika semua orang yang ada di lantai 2 memandang ke arahku. Hiiii sungguh aku tak asing dengan wajah-wajah itu. Kebanyakan dari mereka dulunya bersekolah di tempat yang sama denganku, yaa adik kelas dan kaka kelas pun banyak berkeliaran di lantai 2. "Suasana baru apanya ini. Berasa nostalgia." Keluhku dalam hati sambil berjalan menuju tangga ke lantai 3. Tapi pandanganku terhenti ke beberapa orang yang sedang bermain kartu remi. Mereka semua melihatku. Hai mereka semua kaka kelasku. 1 genk itu! Aku kenal mereka! Deg. Jika mereka semua disini berartiiiii... Ya! Benar. Salah satu dari mereka tersenyum melihatku dan memanggil namaku. Ah, dia sangat tak asing di kehidupanku. Aku hanya tersenyum sambil terus berjalan dan menuju kamarku.

Kurebahkan tubuhku di atas kasur. Ah lelah sekali hari ini rasanya. Aku memejamkan mata sebentar lalu wajah orang yang tersenyum dan memanggil namaku muncul. Aku terperanjat dan langsung bangun. Aku haus sepertinya aku harus minum. Tapi di kamarku belum diberi galon, sepertinya aku harus ambil di lantai 2. Saat aku akan membuka pintu, aku ingat lagi seseorang itu. Aku mundur dan mengambil sisa air minum di botol mineral yang ada di dalam tasku. "Nanti aja deh besok." Ucapku sendiri sambil mengambil baju. Aku harus mandi dan solat sebelum tidur. Setelah mandi dan solat aku langsung tertidur. Ya, sepertinya aku sangat capek.

Sekitar jam 1 malam aku terbangun. Aku sangat haus. Sepertinya kosan sudah sepi di jam itu. Aku penakut. Tapi, mau bagaimana lagi? Aku akan dehidrasi jika aku tidak minum. Akhirnya, aku menuju lantai 2. Letak galon berada di dekat pintu menuju balkon. Dan ternyata balkonnya masih terbuka, ada seseorang disana sedang duduk sambil sesekali memainkan hpnya. Lalu orang itu melihat ke arahku. Aku kaget. Ternyata itu dia.
"Eh belum tidur? Tumben?" Dia bertanya kepadaku.
"Udah, terus kebangun aus pengen minum. Di kamar belum dikasih galon."
"Oh, btw kok pindah kesini sih? Ngga di rumah aja temenin ibu?"
"Ya pengen cari suasana baru aja. Sendirinya? Kok ada disini?"
"Sama. Pengen suasana baru."
"Oh. Kok belum tidur?"
"Ini lagi liat bintang. Malem ini lagi keliatan jelas bintangnya. Keren."
"Masa sih?" Ucapku sambil ikut melihat ke atas dan berdiri di samping dia.
"Iya"
"Ternyata kamu masih suka mandang langit ya?"
"Haha iyalah. Kok kamu gendutan ya sekarang?"
"Amit amit ih. Gendut apanya coba. Udah ah mau tidur lagi. Ngantuk."
"Haha iya yaudah. Masih kebluk kan? Awas kesiangan besok ada kerja bakti."
"Hmm.." jawabku singkat.

Benar saja. Keesokan harinya aku bangun jam 10. Alarmku memang aktif pada jam 04:30, aku bangun lalu solat subuh. Setelah itu aku tertidur lagi hingga kebablasan. Kudengar di luar kamar sepertinya sangat ramai, tapi mataku masih tetap berat. Aku pun tetap menyelimuti tubuhku dan memejamkan mata. Hingga sesuatu membangunkanku. Ya. Pintu kamarku diketuk sangat kencang. "Huh siapa sih masih pagi juga ya" keluhku kesal.

Aku beranjak dari kasur dan segera membuka pintu. Ah, aku tak peduli dengan mataku yang masih setengah terpejam dan juga rambutku yang sangat kusut.
"Heh apa aku bilang. Kamu pasti kesiangan. Bangun bangun."
Hiii itu dia. Lalu dia menepok jidatku.
"Kebluknya keterlaluan." Ucapnya setelah menepok jidatku.
"Ih apaan sih, lagian tau kamar aku nomer ini dari siapa coba?" Ucapku setengah kesal.
"Tuh dari ibu." Sambil menunjuk seseorang di belakang dia. Ternyata ada ibu kos. Aduh aku sangat malu.
"Eh ibu." Aku langsung mendekati ibu kos dan salim.
"Kirain kamu kenapa-kenapa jam segini belum bangun." Ucap ibu kos.
"Iya bu dia emang kayak kebo tidurnya." Ucap dia setengah tertawa.
Aku menatapnya sinis.
"Huh, kamu sama aja. Kamu juga gabakal bangun kalo ibu bangunin. Kalian berdua nih yang harus ibu bangunin tiap pagi. Yaudah, ibu ke bawah dulu ya." Ucap ibu kos.
"Hehe iya bu makasih." Ucapku sambil masuk kembali ke kamar.

Setelah hari itu, aku sudah mulai suka dengan kosan. Aku sudah kenal dengan beberapa orang. Aku bisa hangout atau berbincang di balkon dengan mereka. Rasanya sangat mengasikkan. Juga dengan dia. Aku senang akhirnya aku dan dia tak terlihat seperti berjauhan. Kami sering ngobrol bareng sambil melihat bintang, nonton tv atau masak bersama di dapur umum kos. Ya, hingga semua orang di kosan tau kalau kami pernah memiliki hubungan spesial. Tak apa. Aku tak peduli. Toh itu masa lampau betul?

to be continued... ?

This is just my random dream in my slept when 2015.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Wanita Pendiam

Tak ada hembusan angin sedikit pun malam ini. Hanya dingin pekat yang memeluk erat. Berselimut kain tebal aku terdiam memandang layar yg bercahaya terang, sangat terang hingga membuatku mengecilkan mata. Terlihat banyak nama di layar, tapi hanya 2 nama yg membuatmu terpaku.

Bukan, bukan dia yg datang menikahiku di mimpi saat itu. Memang sangat dekat. Tapi, bukan dia. Mereka selalu membuatku tersenyum saat melihat kalimat "is writing a messages.." yang lainnya baik, hingga selalu mengingatkanku untuk berhati-hati dan dipoles dengan candaannya. Yang lainnya pun begitu, hitungan dan terlalu percaya diri dengan dirinya namun hati pun memang berkata "ya, memang betul." Itu yang membuatku terpukau.

Sayang, kawanku adalah diam. Tak tahu sejak kapan aku berkawan dengannya. Yang ku tahu, saat melihat beberapa wanita, seketika aku menjadi sedingin es. Tak begitu peduli dengan sekitar. Padahal, dulunya aku tak berkawan dengan diam. Sungguh, aku sangat suka keramaian. Aku takut dengan sepi. Mungkin karena diam itu emas, aku jadi merasa mahal karena berkawan dengannya. Entahlah.. Karena berkawan dengannya, aku jadi sedikit sulit untuk berkawan dengan lawan jenis. Dulu sepertinya mudah. Sekarang?

Aku hanya wanita pendiam, aku hanya bisa menatap langit jika aku rindu dengan mereka. Aku hanya bisa memejamkan mata jika ingin melihat wajah mereka. Yang lebih ekstrim, aku harus tidur untuk bertemu mereka di dalam mimpi. Ini sungguh dilema. Tak adil. Mengapa harus mereka?


Aku tak tahu harus apa, tak tahu harus bertanya pada siapa. Aku hanya wanita yang bisa tertegun melihat mereka dijodohkan seperti itu. Aku hanya bisa berpura-pura tertawa mendengarnya. Aku hanya bisa tersenyum melihat mereka bercanda dengan wanita lain. Hai, aku siapa? Haha. Sangat egois, aku ingin mereka hanya denganku saja.
Tapi aku bisa apa? Sudah kubilang sekarang ini aku hanya wanita pendiam. Andai saja mereka paham yg kurasa lewat mata ini. Mereka peramal? Bisa tau segalanya? Haha tidak. Haruskah aku berbanding terbalik dengan keadaan seperti dulu? Tak apa silakan saja. Aku baik. Baik-baik saja.

Aku tak ingin menangis, rasanya belum terlalu jauh. Belum terlalu dalam. Aku beruntung ya? Seperti ini saja sudah cukup. Teruslah buat aku bertanya-tanya ya? Aku suka. Buat aku tersenyum tanpa sepengetahuan kalian ya? Aku bahagia.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Cara Keluar Dari Game Get Rich Line

Lama ngga blogging rasanya pengen sekali dua kali bikin artikel yang isinya lain. Biasanya kan cerita, entah cerita abstrak ataupun cerita yang ah. Hahaha.

Dulu aku penasaran banget, di kaskus, di iklan, di socmed, di kantor kayaknya lagi rame banget itu ada game Line yang namanya "Let's Get Rich". Nah, yaudah aku coba download kan. Serius sekali main aku ketagihan, tiap malem pasti ngajak main temen kantor main game itu. Gaada sehari tanpa main game itu. Aku ngejar peringkat 1 mulu dari semua temen Line aku, pernah berhasil tuh sampe peringkat 1.

Tapi, aku ngga puas soalnya temen mainnya cuma dikit. Aku buka deh kaskus. Aku buka forum yang lagi bahas Get Rich dan tadaaaa, aku komen disitu id Line aku. Hape aku langsung bunyi-bunyi isinya orang-orang kaskus yang add aku.

Pas buka Get Rich aku tercengang, aku ada di peringkat 20-an, ternyata yang main Get Rich di kaskus dewa semua -_- yang ke 1 aja nilainya 2jt-an kan gilaaa. Oke aku mulai mau ngejar lagi, tapi malah sering bangkrut. Kan bete. Main terus sampe aku ada di peringkat belasan. Dan ternyata susah ngejar yang 2jt itu helaaaw iyalah.

Aku jadi abaiin Get Rich aku. Gapernah buka sedikitpun tapi tiap hari Line aku bunyi-bunyi isinya "YANG NGASIH CLOVER" doang ! :( Sebenernya aku main Get Rich gara-gara tiap malem aku main sama ... ah sudahlah. Aku mulai cari-cari gimana caranya keluar dari Get Rich, cari di Google gaada! Isinya tutorial doang.

Sampe akhirnya aku utak-atik sendiri di Line. Dan aku berhasil aku bisa aku tau caranya. Pas tau caranya rasanya tuh kayak ada secerca sinar harapan *alay banget*. Oke langsung aja aku share caranya. Ga cuma buat keluar dari Get Rich aja, tapi keluar dari aplikasi atau game Line yang lain juga bisa :D

1. Buka Line. Klik More. Liat tuh chatnya, ngga banget kan. Udah itu pilih Settings.

2. Pilih Accounts.

3. Pilih Authorized Apps.

4. Nah disitu kan ada beberapa aplikasi ya. Pilih yang Get Rich.

5. Tinggal klik 'Unauthorized the App' dan Say Good Bye!
Atau Gimana Caranya Agar Notifikasi Game LINE Ngga Masuk Message? kalau ada yang ngga mau notifikasi clover dan sebagainya masuk ke messages, tinggal uncheck aja Receive Messages sama Receive Notifications. Jadi, kamu masih bisa tetep main tanpa harus keganggu sama notif di LINE kamu :D


Oke Semoga bermanfaat ya :) Siapa tau ada yang punya kejadian yang sama :D
Share
Tweet
Pin
Share
31 komentar
Your Secret Admirer


Memang sudah menjadi kebiasaan jika saat Hari Raya Idul Fitri, keluargaku selalu datang ke kampung halaman Ibu dan Bapak, yaitu kota Garut.Tapi Lebaran kali ini terasa berbeda untukku. Aku sendiri tak tahu apa aku harus senang atau sedih. Ini kisahku di kota Intan.

Seperti biasa, setelah selesai shalat Ied, kami berkumpul di rumah bertingkat dua yang di kamar mandinya masih ada sumur yang berfungsi sebagai sumber air. Dulu rumah ini belum semeriah sekarang. Dulu masih ada anyamannya, sekarang sudah ditembok dan dicat warna-warni. Jika ada di sini, bukan kami yang berkeliling dari rumah ke rumah lain untuk bersilaturahmi tapi para tetanggalah yang datang ke sini.

Saat itu aku sedang memakan kue khas lebaran di kursi panjang bersama dengan kaka-kaka sepupuku. Lalu aku naik ke lantai 2 yang menjadi kamar sementaraku selama ada di Garut untuk merapikan kerudungku, siapa tahu ada dia (tetangga sebelah) yang datang ke sini untuk bersalaman. Biasanya dia datang. Dia sempat menyatakan perasaannya kepadaku.

Lalu terdengar suara ramai di lantai 1. Dan ku yakin pasti ada yang datang ke rumah Nenek. “Ieu saha? Meni kasep kieu.” terdengar suara Ibuku. Aku langsung terburu-buru ke bawah untuk melihat siapa yang datang. Saat melihat siapa yang datang aku kaget. Kukira tetangga sebelah.
“Eh Aul.” Sapanya.
“Eh ka Maman. Kok ada disini?” Tanyaku karena bingung. Ini tahun pertama aku melihat dia datang ke rumah Nenekku. Untuk apa? Tanyaku dalam hati.
“Ini tadi diajak si Ua. Katanya disini rame.” Jawab dia sambil menunjuk Wa Imin.
“Ua? Jadi kita teh sodaraan?”
Dia nyengir.
“Eh ai De Lia. Si Maman teh sodara Ua. Biasana teu acan kantos ka Garut, nembe ayeuna ka Garutna. Bade ninggal marmot saurna.” Wa Imin menjelaskan.
“Oh.” Jawabku singkat.
“Kenal gitu sama Maman?” Tanya Ibu.
“Iya. Kaka kelas.”
“Oh, sekolah di Bogor?” Tanya Ibu ke ka Maman.
“Iya Bu. Satu sekolah sama Aul.”
“Eh Aul Aul, Lia gitu.” Ibuku tak suka jika ada yang memanggilku Aul. Ibu lebih suka jika ada yang memanggilku Lia.
“Oh iya Lia hehe.”

Lalu kami semua makan ketupat yang sudah dibuat Ibu dan Ua-ua lainnya. Aku makannya sedikit, grogi soalnya ada ka Maman. Padahal laper. Abis makan semuanya pada ngobrol lagi, cucu-cucunya Nenek pada nonton. Aku bosen nonton mulu terus aku keluar duduk di kursi sambil dengerin musik.
“Aul. Eh Lia.” Kudengar suara yang memanggilku. Dan kutengok ke sebelah kiri ada ka Maman lagi duduk disamping aku.
“Eh ka.” Ucapku sambil melepas earphone.
“Kamu sering ke Garut de?”
“Iya ka tiap taun. Kaka teh sodaranya Wa Imin?” Tanyaku lagi karena masih tak percaya.
“Iya de. Si Mamah sodara iparnya Wa Imin.”
“Kok ngga ikut Mamahnya?”
“Itu bantuin motong marmot. Mau disate.”
“Ih boong.”
“Beneran. Kan kelincinya udah gaada, jadi gantinya marmot.”
“Ih kasian.”
“Iya kasian, kaka capek. Kemaren pas denger mau dipeuncit pada kabur marmotnya.”
“Ih ngga mau temenan ah. Jahat. Marmut kan kecil. Apanya yang mau dimakan coba?”
"Biarin ngga temenan juga kan sodaraan."
"Oh iya bener."
“Haha kamu mah percaya wae de. Ya engga atuh. Si Mamah pengen istirahat dulu ceunah. Kan baru nyampe kemaren.”
“Huh, iya iya.”
“Ngga nyangka ih kita teh sodaraan.”
“Iya sama. Padahal, I’m your secret admirer”
“Hah? Bohong.”
“Beneran.”

Kamu tahu? Sebenarnya aku adalah pengagum rahasia ka Maman sejak aku lulus dari sekolah itu. Apa ya yang aku kagumi dari dia? Yang pertama, dia kayak Dilan. Kamu tau siapa Dilan? Kalo belum tau, yaudah baca dulu ya novel Pidi Baiq yang judulnya gini "Dilan : Dia Dilanku tahun 1990". Di Gramed masih banyak kok. Atau mau minjem? Boleh. Bilang aja yak.

Aku satu-satunya follower dia. Aku suka sama semua cerita dia. Unik. Gaya bahasanya khas. Mungkin dia sama kayak aku pecinta sastra. Aku ngga tahu. Ngga pernah nanya. Mungkin nanti aku tanya.

Orang bilang pengagum rahasia itu biasanya punya cinta terpendam. Kalo aku engga. Dia udah punya pacar. Mereka couple. Yaiyalah. Aku ngga berniat buat milikin dia. Engga. Aku cuma kagum aja. Selain pinter nulis, dia juga ternyata pinter edit foto. Bukan edit foto alay ya. Ya mungkin bisa dibilang desainer grafis. Mungkin. Dia juga baik. Pas aku ulang tahun. Dia ngucapin lewat bbm, padahal aku ngga terlalu kenal dia.

Ya, aku cuma suka kepoin facebook. Like status. Udah gitu aja. Tapi kamu tau, aku seneng ngelakuin hal itu. Maklum, secret admirer.

"Iya beneran. Untung kita sodara. Aku jadi berani bilang." Ucapku melanjutkan.
"Dari kapan?"
"Engga tau aku juga hehe."
"Hehe makasih. Berasa jadi artis."
"Hehe."
"Kamu masih suka nulis?"
"Iya masih ka. Aku pengen nyoba ngasih naskah cerita aku ke penerbit soalnya ada banyak cerita aku di laptop. Tapi belum berani."
"Kenapa?"
"Malu lah. Tulisan masih acakadut gitu."
"Kata siapa?"
"Kata aku."
"Itu kan kata kamu. Kamu ngga bakal tau kalo kamu ngga pernah nyoba."
"Nanti deh."

"De Lia mau ngebaso ga?" Tanya Teh Bunga.
"Iya sebentar teh Bunga. Duluan aja."

Dan seabring cucu-cucunya Emak (Nenek) pada jalan menuju baso Bu Dede. Baso yang biasa aku beli kalo lagi ada di Garut.

"Mau baso yang enak ga?" Tanya Ka Maman.
"Mau atuh."
"Yuk ngebaso bareng kaka."
"Dimana?"
"Itu di deket Ramayana."
"Ih jauh. Capek ah."
"Eh naik motor. Yuk."
"Oh hayu atuh."

"Wa, konci motor aya dimana? Maman nambut motor nya?" Ucap Ka Maman ke Wa Imin.
"Palay kamana?"
"Ieu, ngabaso sareng Lia caket Ramayana. Sakedap da."
"Oh sok atuh." Ucap Wa Imin sambil ngasih kunci motornya.

Aku sama ka Maman naik motor ke tukang baso yang katanya enak. Di sana dia banyak cerita. Cerita pas ketemu pacarnya, cerita kejadian aneh, cerita pas dulu sekolah. Ah, makin menjadi kekaguman aku.

"Eh, kaka rada nyesel datang ke Garut." Ucapnya di sela-sela cerita.
"Kenapa?"
"Kalo kaka ngga ke Garut kan kaka ngga bakal pernah tau kalo kamu sodara kaka."
"Eh?"
Dia senyum. Maniiiiiiiisssssss banget. IYKWIM.

Aku ngga tahu. Harus seneng atau sedih, ternyata dia sodara aku. Tapi yaudalah, aku udah bilang kan kalo aku pengagum rahasianya ke dia. Ya, walaupun cuma mimpi hahaha.

Ka Maman, You Have a Secret Admirer.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

CARI

Sponsor

About me

About Me

This is a half of my world. I love writing very much. Writing is my passion, my hobby and a half of my world ♥

Follow Me

  • instagram
  • twitter
  • facebook
  • linkedin
  • google+
  • tumblr

Followers

Total Pageviews

Popular Posts

  • Review Novel Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 dan Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1991
    Yap, kemaren malem jam 10:44 aku baru aja selesai baca novel Dilan yang kedua. Novel karya Pidi Baiq ini emang udah aku tunggu lamaaa ba...
  • Review Novel Milea Suara dari Dilan
    Halo semua, hari ini aku mau review novel lagi. Mungkin dari kalian ada yang udah baca novel Dilan atau judul lengkapnya " Dilan, Di...
  • Tali, Pisau, Ruangan dan Senyuman
    "Bawakan aku tali yang panjang itu!" Rasanya, aku sering mendengar kalimat itu. Alih-alih untuk menggantungkan diriku di atas...

Labels

blog dilan liburan novel pidi-baiq real-story rekomendasi renungan review sharing story tips-trik travel wisata

Blog Archive

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  August (1)
      • My Life After That Happened
  • ►  2022 (31)
    • ►  June (1)
    • ►  April (30)
  • ►  2021 (2)
    • ►  November (2)
  • ►  2020 (6)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  April (1)
  • ►  2019 (5)
    • ►  December (1)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (17)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (10)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (3)
    • ►  September (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2015 (17)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (4)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  October (2)
    • ►  August (1)
    • ►  July (5)
  • ►  2013 (2)
    • ►  March (2)
  • ►  2012 (4)
    • ►  May (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2011 (2)
    • ►  August (1)
    • ►  April (1)

Member of

Instagram Twitter Facebook Google+ Tumblr

Created with by BeautyTemplates