100 Hari Bertemu Denganmu Lagi
Sore ini aku bertemu lagi denganmu. Kali ini aku bercerita tentang kuliahku yang terasa membosankan karena tak satu tempat lagi denganmu. Tapi, aku bertemu dengan teman-teman baru yang kurasa cukup menyenangkan, ya walaupun aku masih merasa kesepian karena kamu tega memilih tempat yang berbeda denganku. Padahal, dari Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Kejuruan kita selalu berada di satu sekolah yang sama. Tapi tak apa. Aku paham dengan situasimu.
Seperti biasa, kamu selalu diam dan tersenyum mendengar
ceritaku. Meskipun kamu tak membalas, matamu selalu terlihat antusias untuk
mendengar kisahku di tempat kuliah. Dan hari ini ada yang berbeda darimu. Kamu
terlihat lebih berkilau dan sangat tampan! Aku serius! Karena hari ini kamu
terlihat tampan, aku membawa cemilan favoritmu saat kita sekolah dulu. Coklat.
Ya, aku ingat saat kecil kita sering memakan coklat ini bersama. Dan hari ini
kita memakannya bersama kembali. Uh, serasa nostalgia.
Ingatkah kamu? Saat SD kita pernah berada di payung yang
sama? Kamu yang memegangnya. Dan kita berangkat sekolah selalu bersama. Kamu
menganggukkan kepala tanda bahwa kamu masih ingat. Aku tertawa. Kamu sangat
manis hari ini.
Dan saat SMP, kamu pernah membawakan aku payung saat hari
hujan dan aku pulang terlambat karena ada ekskul. Kamu selalu mengusap poniku
yang basah karena air hujan. Kamu ingat? Kamu pernah membuatkan aku telur
ceplok gosong? Aku tertawa lagi. Kamu tetap tersenyum manis. Saat SMP, kamu
yang banyak mengajariku Bahasa Inggris. Pelajaran yang sempat membuatku
frustasi akhirnya bisa membuahkan hasil karena kamu yang mengajariku. Kamu
hebat.
Dan saat kita masuk SMK, kita tetap berangkat bersama. Makan
di kantin bersama. Sampai kamu pernah membelikan aku cincin. “Tanda
Persahabatan” itu ucapanmu dulu sambil mengusap-ngusap rambutku. Kamu ingat
kan? Kamu mengangguk lagi. Ingin rasanya kucubit pipi manis yang pernah dicium
oleh teman sekelasku itu.
Ya, kamu ingat? Kamu pernah cerita saat kamu jatuh cinta
untuk pertama kalinya. Dengan teman sekelasku. Aku pernah membantu kamu untuk
bisa berpacaran dengannya. Dan? Kamu berhasil berpacaran dengan dia yang
merupakan wanita tercantik di sekolah. Kamu ingat? Mukamu tiba-tiba berubah
menjadi masam.
Sejak kamu berpacaran dengan teman sekelasku, setiap pagi
kamu tak lagi memboncengku. Kamu mengganti boncengan itu dengan teman
sekelasku. Aku makan di kantin dengan yang lain, sambil melihatmu menyuapi
teman sekelasku. Saat aku pulang ekskul dan hujan, kamu membawakan payungmu
untuk teman sekelasku yang juga satu ekskul denganku. Dan pastinya di WeekEnd,
kamu selalu terlihat tampan saat jalan dengannya. Sempurna semuanya. Kamu
benar-benar berseri dan terlihat bahagia. Saking bahagianya, kamu tak pernah
menyapa atau menemuiku lagi. Hehe.
Kamu ingat? Hampir 3 tahun lamanya kamu berpacaran
dengannya. Selama itu pula aku tak melihatmu lagi. Sama sekali tak bertemu.
Kamu pasti tahu seberapa besar aku merindukanmu? Uh, tak tehitung. Kamu percaya
kan? Kamu tersenyum kecil.
Jujur, aku tak percaya. Kamu pernah melakukan hal setega itu
dulu. Kamu tega. Aku bisa bertemu denganmu saat ku dengar dari orang tuamu
kalau kamu akan segera dikebumikan. Itu awal aku bertemu denganmu lagi. Di
hidungmu ada kapas. Matamu menutup. Hatiku sakit. Kenapa aku tak sengaja
mengajakmu bertemu saat dulu. Aku malah membohongi diri agar tidak bertemu
denganmu lagi. Maaf. Aku pernah berbohong denganmu. Matamu berkaca saat ini.
Jangan nangis. Maaf. Maafin aku. Kenapa aku harus bertemu
denganmu saat aku melihat namamu di batu nisan ini? Kamu mau tahu hal lain
lagi? Aku pernah membayangkan aku menjadi teman sekelasku. Selalu bisa
membuatmu tersenyum, tertawa dan membuat hari-harimu berseri. Maaf. Sejak SMP
aku terlalu menyayangimu. Lebih dari teman. Maaf sekali lagi. Tak terasa air
mataku jatuh. Kamu hanya melihatku dan kulihat bulir-bulir air ikut jatuh juga
dari matamu.
Sudah 100 hari aku datang mengunjungimu. Sudah selama itu
juga aku merasa lebih dekat denganmu. Ini cukup sebanding. 100 hari bisa
menggantikan 3 tahun aku tak bertemu denganmu. Dan, kupikir ini akan menjadi
hari terakhir aku seperti ini. Aku move on ya. Aku akan tetap datang kesini
kok. Tapi, aku tak akan melakukan hal ini lagi.
Ini. Bunga untukmu. Ku harap sekarang kamu tahu perasaanku
padamu dulu. Kamu harus bahagia disana. Aku akan datang lagi dan berdoa
untukmu. Kamu mengangguk dan tersenyum. Dan itu adalah senyuman paling indah
yang pernah kulihat seumur hidupku.
Sahabatku, kamu memang selalu menjadi yang terbaik. I love you.
0 komentar
Halo semuanya, silakan tinggalkan jejak disini ya :) tolong jangan SPAM atau komentar yang berhubungan dengan SARA. Thanks :)