Anakku, Sumber dari Segala Macam Sumber

by - Tuesday, April 19, 2022



Anakku, Sumber dari Segala Macam Sumber - Setelah menikah dan mempunyai anak, ada banyak hal yang berubah di kehidupanku. Mulai dari keseharian, mood, dan hal lainnya banyak yang berbeda dari sebelumnya saat aku belum menikah.

Saat ini, aku merasa anakku adalah segalanya. Hal terpenting yang ada di kehidupanku sekarang ini. Bahkan, bisa dibilang, anakku adalah sumber dari segala macam sumber. Hal apapun yang terjadi kepada anakku, sepertinya bisa mengubah sikapku. 

Bicara soal sikap, bahkan aku bisa merasa sedih dan bahagia juga karena anakku. Ada berbagai macam hal yang terjadi dan bisa membuatku sedih maupun bahagia. 

Contohnya adalah seperti berikut ini:

Hal-Hal yang Membuatku Sedih


Aku jadi ingin bercerita suatu kejadian yang sempat membuatku sedih. Jadi, setelah aku melahirkan aku dapat banyak sekali wejangan yang mengatakan aku harus A, tidak boleh B, bayinya harus C, bayinya ga boleh D. Pokoknya ada banyak dan sempat membuatku sedikit stress sampai kepikiran. 

Saat itu, bayiku baru berumur 3 bulanan, aku datang ke suatu tempat dimana di tempat itu juga ada bayi lainnya yang sudah berumur sekitar 5 atau 7 bulan. Intinya, umurnya di atas bayiku. Beda beberapa bulan.

Setiap bulannya, bayi pasti memiliki keterampilan baru yang berbeda-beda. Dan kebetulan bayiku sedang menangis, bayi yang lainnya sedang tertawa-tawa. Tiba-tiba, ada yang berkata
"dibejaan bere sereh meh gampang seurina. pan resep nya lamun seuri wae".

Atau bahasa Indonesianya seperti ini:

" dibilangin kasih sereh biar gampang ketawa. kan seneng ya kalau ketawa terus".

Wah, jujur di situ aku merasa sangat sedih dan ingin segera pulang saja. Belum lagi ada banyak obrolan lain soal nasehat yang turun temurun seperti simpan CD pak suami di kepala bayi agar bayi tidak kagetan, duh.

Dan ada lagi yang terbaru. Jadi, bayiku baru saja imunisasi dpt. Saat itu malam dan suhu tubuhnya mulai naik alias demam. Tentu saja bayiku akan menangis. Jadi, ada pintu yang sudah ditutup, tapi saat mendengar bayiku menangis, pintu itu tiba-tiba terbuka dan bilang "nenenan atuh nenenan". 

Padahal aku baru saja memberinya ASI. Tapi, bayiku tidak mau, makanya dia menangis. Dan segera digendong agar bisa cepat tidur.

Tak lama bayiku tertidur. Tapi, beberapa saat kemudian dia terbangun lagi dan menangis. Aku segera membuka kancing untuk memberinya ASI. Tahu apa yang terjadi?

Pintu yang tertutup itu terbuka lagi! Dan kali ini masuk ke kamarku untuk bilang hal yang sama "nenenan geura nenenan". Padahal aku mau melakukannya. Apa dikira aku diam saja saat bayiku menangis?

Aku paham, sepertinya tangisan bayiku cukup mengganggu tidur. Jadi, seperti itu.

Aku merasa, sejak punya anak aku jadi merasa sangat sensitif dengan perkataan orang-orang. Aku jadi gampang merasa sedih juga jika perkataannya tidak masuk akal.

Hal-Hal yang Membuatku Bahagia


Akhir-akhir ini, aku benar-benar merasa sangat bahagia saat melihat anakku sedang mengoceh. Ocehannya biasanya sangat banyak dengan durasi yang cukup lama. Aku merasa dia sangat pintar karena cukup cepat tanggap juga. 

Selain ocehannya, perkembangan baru pada dirinya juga membuatku bahagia saat melihatnya. Sekarang ini, bayiku sudah bisa tengkurap dan berbalik sendiri. Aku juga sedang mengajarinya agar bisa merangkak dan duduk sendiri.

Oh iya, aku juga merasa bahagia saat sedang deep talk dengan suami. Saat sedang mengobrol berdua, dan anakku tertidur, biasanya kami akan mengobrol banyak hal dan menjadi terbuka atau jujur satu sama lain mengenai hal yang membuatku sedih, bahagia, dan lain-lain. Aku cukup beruntung memiliki suami yang sangat support dan bisa menjagaku dengan baik.

Jadi, menurutku, sekarang ini anakku memang menjadi sumber dari segala macam sumber. Aku sedih, bahagia atau merasakan hal lainnya bisa saja memang karena anakku alasannya.

You May Also Like

0 komentar

Halo semuanya, silakan tinggalkan jejak disini ya :) tolong jangan SPAM atau komentar yang berhubungan dengan SARA. Thanks :)