Review Film Dilan 1990

by - Wednesday, January 31, 2018

Review Film Dilan 1990
Review Film Dilan 1990 - Akhir bulan Januari 2018 ini ada beberapa film yang tampil di bioskop dan emang udah jadi wishlist film yang harus ditonton dari tahun kemarin. Tapi, kebanyakan film Hollywood kayak Insidious 4: The Last key, The Commuter, Maze Runner: The Death Cure, dan lain-lain. Dari Film Indonesia sendiri, sebenernya ada beberapa yang keluar di bulan Januari 2018. Tapi ga ada yang nyantol kecuali 1, Dilan 1990. Yup.

Bukan karena lagi HITS atau karena lagi TRENDING. Aku penasaran banget sama film Dilan 1990 karena aku suka sama ke-3 novel Pidi Baiq yang tentang Dilan dimulai sekitar tahun 2014 atau 2015. Mulai dari Dilan, Dia adalah Dilanku Tahun 1990, Dilan, Dia adalah Dilanku Tahun 1991 sama Milea Suara dari Dilan. Belum lagi novel-novel lainnya Pidi Baiq yang "Drunken Series". Semua novel ini nyeleneh dan bisa bikin ketawa garing gitu.

Karena kecintaanku sama novel-novelnya Ayah, ehm Pidi Baiq. Aku udah yakinin diri aku buat "harus nonton film Dilan 1990". Akhirnya, 1 hari setelah rilis di semua bioskop tanggal 25 Januari 2018, aku nonton tanggal 26 Januari 2018 sama adikku yang aku jejelin novel Dilan juga sebelum ada info mau difilmkan.

OK, ini dia Review Film Dilan 1990 menurut Aulia. Karena aku bukan pengamat film, so, kalau ada hal yang berbeda sama apa yang dipikirin kalian maklumin ya. Ini murni pendapat aku.

Review Pemeran Film Dilan 1990

Hal ini jadi yang perlu dilihat karena sebenernya ekspetasi pemain Dilan yang ada di bayangan aku itu mirip-mirip sama Jefri Nichol, Adipati Dolken atau Miqdad Addausy. Tapi, di film Dilan 1990 ini, Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan (Iqbal CJR) yang akhirnya jadi Dilan. Dan Vanesha Prescilla yang emang udah dari lama dipilih sama Pidi Baiq jadi Milea.

Dan ini dia ekspetasi yang aku bayangin soal Dilan dan kenyataan di Film Dilan 1990.

Review Film Dilan 1990
yang di film gitu, yang dipikirin aku yang kanan :D

Karena hal itu, banyak banget yang tweet tentang Dilan. "Kok Dilannya Iqbal sih?", "Jadi males nonton!", "Pemainnya ga banget!" dan lain-lain. Well, aku tau emang ga sesuai ekspetasi yang pengennya si Dilan keliatan Bad Boy. Tapi, aku mau bilang "Don't Judge A Book by The Cover". Kenapa?

Pas pertama duduk di bangku bioskop, aku emang ga berharap lebih. Ya biasanya film yang diadaptasi dari novel ga sebagus, ga semirip novel aslinya. Dan karena udah berulang kali ngulang novel Dilan Series ini, aku tetap selalu nyengir, senyum-senyum sendiri, ya kayak yang lagi jatuh cinta gitu setiap baca novelnya. Jadi, aku mikir "pasti ga senyum-senyum" toh udah sering baca.

Review-Film-Dilan-1990
Kata-Kata Dilan yang Paling Hits

Tapi, aku salah. Jujur aja, aku senyum-senyum sendiri pas nonton. Dibalik penonton lain yang rame bilang "awwww", "aaaaaaa", "so sweet" dan lain-lain (kebanyakan anak sekolah), aku masih sama kayak pas lagi baca novelnya : nyengir + senyum-senyum sendiri.

Iqbal, sejauh ini bisa dibilang cukup berhasil meranin Dilan. Dari tatapan matanya, gerak-geriknya, emosinya pas marah (sampe keluar urat), Iqbal bisa bikin puas nonton film Dilan 1990 karena aktingnya yang ternyata lumayan bagus. Good job Iqbal!

Tapi, sayangnya pemeran Milea entah kenapa aku merasa kurang pas aja. Padahal kalau dari perawakannya keliatannya cocok banget jadi Milea. Cantik dan menarik. Dan di film ini berasa kurang keluar Milea-nya. Mungkin masih keliatan kaku, kagok atau gimana yaa entahlah membingungkan.

Dan yang cukup keliatan bagus itu Anhar (Giulio Parengkuan)! Dari novenya juga keliatan dia tuh nakal, sok iye, sok kuat, garang, dan di film ini, Anhar OK banget. Ekspresinya pas marah, nampar Milea, pas minta maaf juga bagus.

Tapi overall, semuanya OK karena ketutup sama jalan cerita yang unik dan pastinya mirip sama apa yang ada di novel.

Review Alur Cerita Film Dilan 1990

Untuk alur ceritanya, yang di film sama yang di novel sama percis. Sama banget. Dan karena Dilan 1990, sudut pandang ceritanya ya berasal dari Milea. Tapi, apa karena udah hafal sama alur ceritanya, kadang ngerasa bosen aja gitu. Soalnya "terlalu" sama.

Loh? Bukannya tadi bilang "biasanya film yang diadaptasi dari novel ga sebagus, ga semirip novel aslinya". Iya, tapi karena yang "terlalu" mirip ini, jadinya ya entah itu jadi ngerasa datar banget. Ada bosennya juga.

Untuk pengambilan gambarnya, aku suka banget. Dan pemilihan warna di film Dilan 1990 juga berasa vintage banget.  Aku cuma keganggu sama beberapa scene yang keliatan editan (?) kayak ada beberapa adegan yang pake efek CGI cuma terlalu kentara gitu.

Dan berkat film ini, setiap ngulang baca novel Dilan, Dia Dilanku Tahun 1990/1991 yang kebayang jadi mukanya Iqbal sama Vanesha ini hehe.


Minus dari film Dilan 1990 :
  1. Kurang Sunda. Tapi bagus buat pemain Wati (Yoriko Angeline), dia cukup bagus tiap kali dia ngomong sunda yang ceplas-ceplos.
  2. Agak keganggu sama adegan Milea sama Bunda Dilan yang lagi ngobrol di mobil. Itu pake efek CGI kah?
  3. Dilan yang mukanya kurang manly? (tapi akting Iqbal bagus kok!)
  4. Make up pas sekolah berasa tebel gimana gitu. Padahal kan dulu mah ke sekolah boro-boro pake make up :D

Sekian Review Film Dilan 1990 ini. Ada baiknya buat baca dulu novelnya lengkap dari yang ke-1 sampai yang ke-3 biar tau jalan ceritanya dan ga merasa aneh sama tingkahnya Dilan yang suka ngegombal.

Kalo disuruh pilih 1-10? Mungkin nilainya 7/10 hehe. Balik lagi yaa, aku bukan pengamat film, cuma penilaian berdasarkan hasil pemikiran aku hehe. Have a good day all!

You May Also Like

0 komentar

Halo semuanya, silakan tinggalkan jejak disini ya :) tolong jangan SPAM atau komentar yang berhubungan dengan SARA. Thanks :)