Lonely
Hahaha, mereka selalu tertawa bersamaku dalam setiap kesempatan yang ada. Saat aku sedang sedih, mereka ada untuk menenangkanku. Pergi bersama, foto bersama. Ah, indahnya saat saat itu. Sekarang aku sudah bekerja. Dan aku terpisah dengan mereka. Hari-hariku menjadi sedikit membosankan. Bahkan saat aku sedang merasakan sakit seperti ini, rasanya sulit untuk menceritakan semuanya.
Mereka selalu berbanding terbalik dengan keadaanku. Saat aku
sedang merasa sakit atau kesepian, mereka sedang merasa berbunga-bunga atau
senang. Ya, sangat sulit saat ini untuk menatap langit malam. Bahkan, untuk
melihat 1 bintang saja sulit.
Pernah, salah satu dari mereka menceritakan kisahnya dengan
kekasihnya, bukan kisah yang membuat dia bahagia. Ya, ku dengar masalahnya, ku
beri sedikit solusi. Lalu aku sendiri sebenarnya sedang sedih. Sangat
desperate. Aku tak ingin memendamnya sendiri terlalu sakit untuk memendamnya
seorang diri. Kali ini kucoba untuk kucurahkan isi hatiku kepada temanku itu.
Isi pesanku lumayan panjang sambil ku beri solusi dari masalah yang dia
ceritakan. Ya, jujur saja aku sangat senang bisa berkirim pesan dengannya,
karena sudah lama sekali aku kehilangan kontak dengan dia. Teng. Handphoneku
berbunyi. Temanku membalas isi pesanku yang tadi. Sungguh, aku mengharapkan
respon darinya. Saat ku buka pesannya, aku hanya terdiam. Yang dia komentari
hanya masalahnya dengan kekasihnya. Sungguh, rasanya memang sedikit sakit. Dia
hanya mengatakan “ya gapapa” untuk isi hatiku. Dan sisa pesannya yang banyak
adalah untuk kekasihnya. Entah, apa karena dia sedang dimabuk asmara. Jatuh
cinta? Sehingga dia mengabaikan pesanku yang seperti itu. Sejak hari itu aku
tak pernah lagi menceritakan hal apapun yang kurasakan, apa yang sedang terjadi
dalam diri ini.
Mungkin tujuanku yang pasti hanyalah turun melewati tangga,
berbicara sedikit menunduk dan menangis. Akan ada elusan kecil di punggungku
yang membuatku semakin terisak. Ya Allah, aku sangat merasa kesepian. Hidupku
ada yang hilang. Bagian diriku ada yang pergi. Bukannya aku tak bahagia melihat
orang lain bahagia. Tentu, jika mereka bahagia akupun akan sangat bahagia.
Tapi, dalam diri ini terlalu banyak hal yang kupendam. Terlalu banyak hal yang
tak bisa kulepaskan. Terlalu sakit untuk menyembuhkan semua luka yang selalu
kurasakan.
Ya, jujur saja aku terlalu sibuk untuk memikirkan hal yang
tak mungkin dipikirkan orang lain. Aku terlalu bodoh untuk merasakan hal yang
tak pantas untuk ku perjuangkan. Aku terlalu menginginkan hal yang tak
dibutuhkan.
Aku hanya kesepian, jika saja aku memiliki diriku sendiri
satu lagi saja. Pasti akan ada yang mendengarkan kisahku ini.
0 komentar
Halo semuanya, silakan tinggalkan jejak disini ya :) tolong jangan SPAM atau komentar yang berhubungan dengan SARA. Thanks :)